Sabtu, 12 Agustus 2017



Urgensi Dakwah


Mengingat pada zaman ketika kejayaan islam berdiri kokoh, terciptanya ilmuwan ilmuwan muslim yang cerdas serta dikagumi masyarakat dunia, Temuan temuan dalam bidang kedokteran, aljabar, serta ilmu luar angkasa yang sampai saat ini diterapkan menjadi sorot perhatian bagi negeri negeri kaum kafir. Pada masanya negeri muslimlah yang menjadi pusat pendidikan di seluruh dunia. Kaumnya yang gigih, memiliki power beribadah, serta taat kepada allah menjadi kekuatan yang dimiliki kaum muslimin. negeri yang makmur, tentram, serta damai, itulah negeri muslim pada saat itu.

Berbanding terbalik dengan keadaan muslim saat ini, strategi kaum kafir untuk memecah belah kekuatan islam menjadi suatu hal yang nyata, kecintaan terhadap fashioan, food, funtasy, freesex telah berhasil diciptakan oleh kaum kafir untuk merubah pola pikir kaum muslim. Segala cara mereka lakukan bahkan mereka menciptakan fashion yang berhubungan dengan keislaman, seperti pentas seni yang memamerkan beragam jenis design hijab yang ditayangkan di berbagai stasiun televisi, tidak seharusnya wanita berjalan di atas panggung dengan lenggak lenggok cara berjalannya, memamerkan lekuk tubuh, serta menunjukkan kecantikannya kepada penonton seluruh dunia. Padahal pada hakikatnya hijab diwajibkan atas kaum hawa agar taat kepada aturan-aturan allah juga menjaga kehormatannya, menjaga dirinya dari pandagan laki-laki yang bukan mahramnya. Saat ini hijab menjadi disalah gunakan fungsi dan tujuannya.


Miris, disaat keadaan muslim saat ini tidak ada yang berusaha kembali meluruskan, disaat muslim yang lemah ini tidak ada yang kembali menguatkan, maka akan terus tenggelam dan berada pada kegelapan. Sangat dibutuhkan adanya jadid pembaharu pembaharu yang dapat mengembalikan kekuatan muslim, mengembalikan kejayaan kaum muslimin, maka disinilah urgensi dakwah sangat diperlukan, mulai saat ini, para pemuda pemuda yang telah sadar pentingnya akan dakwah menjadi salah satu gebrakan untuk mengembalikan pemahaman pemahaman islam secara kaffah, mengembalikan kepada muslim-muslim yang teguh pendirian memegang erat tali allah, agama allah, serta aturan-aturan allah agar menciptakan muslim yang cerdas juga berakhlakul karimah.


Dalam surat ali imran ayat 104 diwajibkan atas segolongan umat menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Dari ayat ini maka wajib setiap manusia berdakwah, berbicara, mengajak kepada kebaikan dan berbicara atau mencegah atas sesuatu yang munkar. Dakwah adalah hal pokok bagi manusia tanpa dakwah  manusia akan tersesat jalan, jauh dari tujuan yang diinginkan allah subhanahu wataala. Iman manusia tidak selalu naik dan tidak selalu tetap tapi iman manusia selalu berubah-ubah kadang ada masanya naik dan kadang ada masanya turun maka dakwah menjadikan manusia terjaga dari ketidak stabilannya iman, ketika iman sedang turun menyebabkan seseorang menjadi lemah atas tipu daya syaitan, lemah akan nikmat dunia yang sementara maka pendakwah sangat dibutuhkan untuk mengembalikan spirit beribadah orang tersebut mengigatkan kembali kepada tujuan hidupnya yaitu mendapatkan ridho dan syurganya allah.


Tetapi ketika tidak ada pendakwah, tidak adanya penyeru kebaikan dan pencegah atas yang munkar maka manusia yang sedang lemah imannya itu sangat mudah terserang oleh tipu daya syaitan, mereka akan larut dan tenggelam atas gemerlapnya dunia. Manusia pada hakikatnya tidak bisa hidup sendiri melainkan butuh jamaah, kebersamaan, maka kebersamaan dengan orang-orang yang lurus dan taat kepada allah merupakan salah satu cara agar kita tetap dalam koridor aturan aturan allah.




Ibnu Taimiyah

Namanya sangat terkenal dikalangan kaum muslimin. Ia merupakan salah satu ulama terbesar yang pernah di lahirkan, Sang mujahid Besar ibnu taimiyyah yang bernama lengkap Taqiyuddin Ahmad bin Abdul Halim lahir dikota Harran salah satu kota induk di Jazirah Arabia yang terletak antara sungai Dajalah (Tigris) dengan Efrat, pada hari Senin 10 Rabiu`ul Awal tahun 661H atau pada tanggal 22 Januari 1263 M. Beliau adalah imam, Qudwah, `Alim, Zahid dan Da`i ila Allah, baik dengan kata, tindakan, kesabaran maupun jihadnya; Syaikhul Islam, Mufti Anam, pembela dinullah dan penghidup sunah Rasul shalallahu`alaihi wa sallam. Beliau juga berasal dari keluarga yang berpendidikan tinggi. Ayah, paman dan kakeknya merupakan ulama besar mazhab Hanbali dan penulis sejumlah buku.

            Berkat kecerdasan dan kejeniusannya, Ibnu Taimiyah yang masih berusia sangat muda telah mampu menamatkan sejumlah mata pelajaran, seperti tafsir, hadits, fiqih, matematika dan filsafat, serta  menjadi yang terbaik diantara teman-teman seperguruannya. Guru Ibnu Taimiyah berjumlah 200 orang, diantarannya adalah Syamsuddin Al-Maqdisi, Ahmad bin Abu Al-khoir, Ibn Abi Al-Yusr, dan Al- Kamal bin Abdul Majd bin Asakir.

Kehidupan Ibnu Taimiyah tidak hanya terbatas pada dunia buku dan kata-kata. Ketika kondisi menginginkannya, tanpa ragu-ragu ia turut serta dalam dunia politik dan urusan public. Dengan kata lain, keistimewaan diri Ibnu Taimiyah tidak hanya terbatas pada kepiawaiannya dalam menulis dan berpidato, tetapi juga mencakup keberaniannya dalam berlaga dimedan perang.

Penghormatan yang lebih besar yang diberikan masyarakat dan pemerintah kepada Ibnu Taimiyah  membuat sebagian orang merasa iri dan berusaha untuk menjatuhkan dirinya. Sejarah mencatat bahwa sepanjang hidupnya, Ibnu Taimiyah telah menjalani masa tahanan sebanyak empat kali akibat fitnah yang dilontarkan para penentangnya. Selama dalam tahanan Ibnu Taimiyah tidak pernah berhenti untuk menulis dan mengajar. Bahkan, ketika penguasa mencabut haknya untuk menulis dengan cara mengambil pena dan kertasnya, ia tetap menulis dengan menggunakan batu arang. Ibnu Taimiyah meninggal dunia didalam tahanan pada tanggal 26 September 1328 M (20 Dzul Qaidah 728 H) setelah mengalami perlakuan yang sangat kasar selama lima bulan.

Ibnu taimiyah merupakan orang yang sabar, cerdas, ghirahnya dalam menuntut ilmu sangat tinggi juga teguh dalam pendiriannya. Semenjak kecil sudah nampak tanda-tanda kecerdasan pada diri beliau. Begitu tiba di Damsyik beliau segera menghafalkan Al-Qur`an dan mencari berbagai cabang ilmu pada para ulama, huffazh dan ahli-ahli hadits negeri itu. Kecerdasan serta kekuatan otaknya membuat para tokoh ulama tersebut tercengang. umur beliau belum mencapai belasan tahun, tetapi beliau sudah menguasai ilmu Ushuluddin dan sudah mengalami bidang-bidang tafsir, hadits dan bahasa Arab. Pada unsur-unsur itu, beliau telah mengkaji musnad Imam Ahmad sampai beberapa kali, kemudian kitabu-Sittah. dan Mu’jam At-Thabrani Al-Kabir.

Suatu kali, ketika beliau masih kanak-kanak pernah ada seorang ulama besar dari Halab (suatu kota lain di Syria sekarang, pen.) yang sengaja datang ke Damasyiq, khusus untuk melihat si bocah bernama Ibnu Taimiyah yang kecerdasannya menjadi buah bibir. Setelah bertemu, ia memberikan tes dengan cara menyampaikan belasan matan hadits sekaligus. Ternyata Ibnu Taimiyah mampu menghafalkannya secara cepat dan tepat. Begitu pula ketika disampaikan kepadanya beberapa sanad, beliaupun dengan tepat pula mampu mengucapkan ulang dan menghafalnya. Hingga ulama tersebut berkata: Jika anak ini hidup, niscaya ia kelak mempunyai kedudukan besar, sebab belum pernah ada seorang bocah seperti dia.

Sejak kecil beliau hidup dan dibesarkan di tengah-tengah para ulama, mempunyai kesempatan untuk mereguk sepuas-puasnya taman bacaan berupa kitab-kitab yang bermanfaat. Beliau infakkan seluruh waktunya untuk belajar dan belajar, menggali ilmu terutama kitabullah dan sunah Rasul-Nya shallallahu`alaihi wa sallam.

            Lebih dari semua itu, beliau adalah orang yang keras pendiriannya dan teguh berpijak pada garis-garis yang telah ditentukan Allah, mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Beliau pernah berkata: Jika dibenakku sedang berfikir suatu masalah, sedangkan hal itu merupakan masalah yang muskil bagiku, maka aku akan beristighfar seribu kali atau lebih atau kurang. Sampai dadaku menjadi lapang dan masalah itu terpecahkan. Hal itu aku lakukan baik di pasar, di masjid atau di madrasah. Semuanya tidak menghalangiku untuk berdzikir dan beristighfar hingga terpenuhi cita-citaku.

Dua karya buku ibnu taimiyah yang terkenal adalah Al-Hisbah fi Al-Islam dan Al-Siyasah fi islah Al-Rai wa Al-Raiyah. Karya karya hebat yang diciptakan ibnu taimiyah ini terlahir ketika ibnu taimiyah berada didalam penjara. Dalam buku Al-Hisbah fi Al-Islam membahas latar belakang dan beroperasinya pasar dan alasan alasan mengapa perlu adanya kebijakan publik. Sedangkan dalam buku Al-Siyasah fi islah Al-Rai wa Al-Raiyah membahas sistem perekonomian yang bergerak dalam sektor publik.

Ibnu taimiyah adalah orang yang memiliki juga memahami banyak ilmu islam, pendapatnya mengenai hukum hukum islam menjadikan beliau dianggap tidak sejalan dengan hukum Al-Quran dan As-Sunnah oleh pengusa. diriwayatkan oleh ke tiga muridnya Ibnu Taimiyah bukan ahli ibadah 3 bulan jelang matinya dipenjara Ibnu Taimiyah baru menjalani kehidupan ibadah yg sesungguhnya. Ibnu Taimiyah bukan ahli iman yg sempurna dengan mencintai Rasul. Ibnu taimiyah mencela mereka yg merayakan Maulid Nabi, israk mikraj, dan mencela mereka yg memuji Rasul dg salawat2 yg panjang, itu bid’ah dan syirik, katanya. Bagi Ibnu Taimiyah mencintai Rasul itu cukup dg mengikuti sunnah, maka itu selesai. Ibnu Taimiyah hanya Ahli Syariat rukun islam dan bukan Ahli Hakekat rukun iman.

Dengan beratnya kehidupan ibnu taimiyah keluar masuk penjara selama empat kali tidak menjadikan beliau gentar, lemah, justru beliau semakin semangat dalam menuntut ilmu terbukti dari lahirnya dua buku beliau yang terkenal. Terakhir beliau harus masuk ke penjara Qal`ah di Dimasyq. Dan beliau berkata: Sesungguhnya aku menunggu saat seperti ini, karena di dalamnya terdapat kebaikan besar. Ternyata penjara baginya tidak menghalangi kejernihan fitrah islahiyah-nya, tidak menghalanginya untuk berdakwah dan menulis buku-buku tentang aqidah, tafsir dan kitab-kitab bantahan terhadap ahli-ahli bid`ah.
                       


Sejarah SEF Gunadarma
(sharia economic forum)

Ketidak stabilan serta carut marutnya ekonomi pada saat ini memicu banyaknya kalangan untuk turut serta memberikan kontribusi dalam memperbaiki perekonomian. hal tersebut menjadi alasan bagi para ekonom dan ulama dunia untuk merubah tatanan perekonomian menjadi ekonomi yang diberkahi melalui diterapkannya prinsip-prinsip islami pada sendi-sendi kehidupan. Hal ini yang menjadikan keinginan bagi universitas gunadarma untuk berperan aktif serta ikut berkontribusi didalamnya. Berawal dari sebuah event yang diciptakan oleh para alumni universitas gunadarma yang berbasis ekonomi syariah yaitu G-SENT (gunadarma sahria economic event) pada tahun 2004 yang menarik banyak perhatian para mahasiswa terhadap ekonomi islam menjadikan munculnya suatu lembaga yang dapat mengakomodasi minat kalangan mahasiswa dalam bidang ekonomi syariah.
FKEI (forum kajian ekonomi islam) merupakan lembaga yang pertama kali dicetuskan namun belum disahkan oleh pihak kampus. Barulah pada masa kepemimpinan presiden dan wakil presiden BEM FE periode 2005-2006 yaitu Saudara Panji dan Vicky, lembaga tersebut dideklarasikan pada bulan Januari 2006 oleh Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi, Bapak Budi Prijanto dengan sebuah nama baru yaitu SEF (Sharia Economic Forum). Pada masa itu lembaga ini berada di dalam struktur BEM Fakultas Ekonomi sebagai Badan Semi Otonom. Pada tahun 2006-2007, terpilihlah Saudara Winardhi Wareham sebagai ketua SEF yang pertama. Beliau memimpin SEF selama dua periode yakni 2006-2007 dan 2007-2008.
SEF berupaya mengembangkan melalui kegiatan kegiatan serta program unggulannya di antaranya adalah Gunadarma Sharia Economic Event, Temu Alumni, Kuliah Informal Ekonomi Syariah, Aktualisasi Ekonomi Syariah, dan Media Syar’i untuk mensosialisasikan Ekonomi Syariah. Setelah masa kepemimpinan Saudara Winardhi Wardhana, kepemimpinan SEF diamanahkan kepada Saudara Aulia Reza Utama. Seiring berjalannya waktu SEF melakukan banyak perbaikan dan mengevaluasi dari setiap kesalahan serta masukan dari rekan rekan kelompok studi ekonomi islam (KSEI) lainnya yang tergabung dalam Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI).
Pada saat periode 2009-2010 SEF pun semakin berkembang maka dilakukan open recruitment untuk anggota forum yang ingin belajar ekonomi syariah, setelah periode sebelumnya yang hanya terdiri dari BPH SEF saja juga merupakan anggota BEM FE. Selanjutnya, pada era kepemimpinan SEF oleh Saudara Muhamad Rizky Rizaldy (Manajemen, 2008) selama dua periode berturut-turut yakni pada tahun 2010-2011 dan 2011-2012. Beliau menciptakan sentuhan unik yang berpengaruh besar terhadap perkembangan SEF. dikirimnya 10 anggota untuk mengikuti Sharia Economist Training di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Islam Tazkia Bogor asuhan Bapak Syafi’i Antonio, dan berhasil meraih prestasi sebagai penulis essay terbaik untuk kategori penulis laki-laki maupun perempuan.
Perjalanan SEF terus ditandai dengan bergantinya kepemimpinan pada periode 2012-2013, yang di ketuai oleh Saudara Khairul Ardianto (Akuntansi, 2009). Dibawah kepemimpinan beliau SEF tidak hanya dikenal di kalangan kampus tapi terus melebar ke wilayah jabodetabek. Di buktikan dengan prestasinya sebagai Media Terbaik serta terpilih menjadi 5 besar KSEI Terbaik Nasional yang di raih pada acara Musyawarah Nasional (MUNAS) yang memang merupakan agenda tahunan FoSSEI.
Periode 2012-2013 kepemimpinan di amanahi kepada saudara Ashabul Kahfi beliau berhasil membawa SEF lebih luas lagi dalam menjalin relasi di ranah Nasional dengan terpilihnya kembali SEF sebagai KSEI dengan Media Terbaik Nasional melalui MUNAS. Bersama Kahfi, SEF mampu bertahan 2 (dua) tahun berturut-turut dengan prestasi tersebut. Perjalanan dakwah pun terus berlanjut, kepemimpinan SEF pun berganti pada periode 2014-2015 yang dipimpin oleh saudara Ahmad Husin (Akuntansi, 2011). Beliau bekerja keras dan bersungguh sungguh demi mempertahankan dan mengembangkan prestasi SEF yang telah diraih oleh para pemimpin pemimpin SEF periode sebelumnya. Terbukti dengan kualitas stakeholdersnya yang menjuarai berbagai kompetisi di ajang Temu Ilmiah Regional (TEMILREG) 2015 hingga berhasil menjadi Finalis 6 besar Olimpiade Ekonomi Islam Nasional pada Temu Ilmiah Nasional (TEMILNAS) 2015. Husin beserta jajarannya selalu membangkitkan semangat dan menciptakan mimpi mimpi baru demi semakin baiknya kualitas SDM SEF dan perkembangan Ekonomi Islam di dunia. 
Semakin berkembangnya SEF, semakin berkembang juga relasi yang dimiliki SEF. SEF menjalin hubungan baik dengan berbagai lembaga ekonomi syariah. Pada periode 2015-2016, SEF dipimpin oleh Saudara Rivaldi Samah (Akuntansi, 2012). Dalam memimpin SEF Rivaldi memiliki konsep tersendiri untuk seluruh stakeholders SEF yang ingin mempunyai kualitas yang mumpuni untuk menjawab tantangan zaman melalui perwujudan visi misinya. waktu terus bergulir begitu juga kepemimpinan SEF yang terus berganti setiap periodenya, periode 2016-2017 yang diketuai oleh Qodhyan fatahillah terus berusaha menjadikan SEF yang lebih baik dan memiliki kwalitas SDMnya yang mumpuni.  


Mazhab Ekonomi Islam

11.      Mazhab Baqir as-sadr

Mazhab ini dipelopori oleh Baqir as-sadr dengan bukunya yang fenomenal yaitu Iqtishaduna (ekonomi kita). Mazhab ini berpendapat bahwa ilmu ekonomi selalu bertolak belakang dengan islam, menurut mazhab ini membedakan antara ekonomi dan islam. Terdapat perbedaan pandagan antara ilmu ekonomi dan mazhab baqir ini. Menurut ilmu ekonomi bahwa masalah ekonomi muncul karena adanya keinginan manusia yang tidak terbatas dan ketersediaan sumberdaya yang terbatas. Mazhab Baqir menolak pernyataan ini, karena menurut mereka Islam tidak mengenal sumberdaya yang terbatas.  Seperti yang ada di dalam Alquran surat 54 ayat 49

22.      Mazhab Mainstream

Tokoh-tokoh mazhab ini antara lain adalah Umer Chapra, Metwally, MA Mannan, MN Siddiqi, dan lain-lain. Mayoritas mereka adalah pakar ekonomi yang belajar serta mengajar di universitas-universitas Barat, dan sebagian besar diantara mereka adalah ekonom Islamic Development Bank (IDB). Mazhab ini tidak membuang ekonomi konvensional secara keseluruhan tetapi mentransformasikannya menjadi memiliki prinsip prinsip ekonomi islam.

33.      Mazhab Alternatif – Kritis

Pelopor mazhab ini adalah Timur Kuran (Ketua Jurusan Ekonomi di University of Southern California), Jomo (Yale, Cambridge, Harvard, Malaya), dan Muhammad Arif. Mazhab ini mengkritik kedua mazhab sebelumnya, mazhab ini meyakini bahwa islam pasti benar tapi ekonomi islam belum tentu benar karena merupakan hasil dari tafsiran manusia dari Al-Quran dan As-Sunnah. Sehingga kedua mazhab sebelumnya harus tetap di uji kebenarannya.