Penerapan
teori perdagangan international
Teori perdagangan international sampai
saat ini masih di terapkan, karena transaksi tidak hanya dilakukan dalam lingkup
suatu negara saja, tetapi melibatkan negara negara lain untuk saling memberikan
keuntungan dan memberikan manfaat antar negara, baik itu berupa kebutuhan
sehari hari seperti makanan, rempah rempah, buah buahan, sayur. Pakaian,
peralatan rumah tangga, hingga kebutuhan
negara seperti alat transportasi, kebutuhan militer berupa kendaraan tempur dan
senjata api. Tidak hanya itu, perdagangan international pun memiliki banyak
manfaat yang didapatkan oleh suatu negara seperti:
1.
peningkatan perekonomian suatu negara
2.
Membantu menjelaskan arah dan komposisi
perdagangan antarnegara, serta efeknya terhadap struktur perekonomian suatu
negara.
3.
Dapat menunjukkan adanya keuntungan
yang timbul dari adanya perdagangan internasional (gains from trade).
4.
Dapat mengatasi permasalahan neraca
pembayaran yang defisit.
Jenis
jenis teori perdagangan international:
1. Pandangan Kaum Merkantilisme
Merkantilisme
merupakan suatu kelompok yang mencerminkan cita-cita dan ideologi kapitalisme
komersial, serta pandangan tentang politik kemakmuran suatu negara yang
ditujukan untuk memperkuat posisi dan kemakmuran negara melebihi kemakmuran
perseorangan. Teori Perdagangan Internasional dari Kaum Merkantilisme
berkembang pesat sekitar abad ke-16 berdasar pemikiran mengembangkan ekonomi
nasional dan pembangunan ekonomi, dengan mengusahakan jumlah ekspor harus
melebihi jumlah impor.
Dalam
sektor perdagangan luar negeri, kebijakan merkantilis berpusat pada dua ide
pokok, yaitu:
a.
pemupukan logam mulia, tujuannya adalah pembentukan negara nasional yang kuat
dan pemupukan kemakmuran nasonal untuk mempertahankan dan mengembangkan
kekuatan negara tersebut;
b.
setiap politik perdagangan ditujukan untuk menunjang kelebihan ekspor di atas
impor (neraca perdagangan yang aktif). Untuk memperoleh neraca perdagangan yang
aktif, maka ekspor harus didorong dan impor harus dibatasi. Hal ini dikarenakan
tujuan utama perdagangan luar negeri adalah memperoleh tambahan logam mulia.
2. Teori Keunggulan Mutlak (Absolut
Advantage) oleh Adam Smith
Dalam
teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut;
dalam
Menghasilkan Sejenis Barang Dengan adanya pembagian kerja, suatu negara dapat
memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah dibanding negara lain,
sehingga dalam mengadakan perdagangan negara tersebut memperoleh keunggulan mutlak.
Dengan
spesialisasi, suatu negara akan mengkhususkan pada produksi barang yang
memiliki keuntungan. Suatu Negara akan mengimpor barang-barang yang bila
diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan,
sehingga keunggulan mutlak diperoleh bila suatu Negara mengadakan spesialisasi
dalam memproduksi barang.
Keuntungan
mutlak diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya jam/hari
kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang produksi. Suatu negara akan
mengekspor barang tertentu karena dapat menghasilkan barang tersebut dengan
biaya yang secara mutlak lebih murah daripada negara lain. Dengan kata lain,
negara tersebut memiliki keuntungan mutlak dalam produksi barang.
Teori perdagangan international
Indonesia
lebih unggul untuk memproduksi rempah-rempah dan Jepang lebih unggul untuk
produksi elektronik, sehingga negara Indonesia sebaiknya berspesialisasi untuk
produk rempah-rempah dan negara Jepang berspesialisasi untuk produk elektronik.
Dengan demikian, seandainya kedua negara tersebut mengadakan perdagangan atau
ekspor dan impor, maka keduanya akan memperoleh keuntungan.
Besarnya
keuntungan dapat dihitung sebagai berikut.
A. Untuk negara Indonesia, Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD) 1 kg rempah-rempah akan mendapatkan 1 unit elektronik, sedangkan Jepang 1 kg rempah-rempah akan mendapatkan 4 unit elektronik. Dengan demikian, jika Indonesia menukarkan rempah-rempahnya dengan elektronik Jepang akan memperoleh keuntungan sebesar 3 unit elektronik, yang diperoleh dari (4 elektronik – 1 elektronik).
B. Untuk negara Jepang Dasar Tukar Dalam Negerinya (DTD) 1 unit elektronik akan mendapatkan 0,25 rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit elektronik akan mendapatkan 1 kg rempah-rempah. Dengan demikian, jika negara Jepang mengadakan perdagangan atau menukarkan elektroniknya dengan Indonesia akan memperoleh keuntungan sebesar 0,75 kg rempah-rempah, yang diperoleh dari ( 1 kg rempahrempah – 0,25 elektronik).
3. Teori Permintaan Timbal Balik (Reciprocal
Demand) oleh John Stuart Mill
Teori
yang dikemukakan oleh J.S. Mill
sebenarnya melanjutkan Teori Keunggulan
Komparatif dari David Ricardo, yaitu mencari titik keseimbangan pertukaran
antara dua barang oleh dua negara dengan perbandingan pertukarannya atau dengan
menentukan Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD). Maksud Teori Timbal Balik adalah
menyeimbangkan antara permintaan dengan penawarannya, karena baik permintaan
dan penawaran menentukan besarnya barang yang diekspor dan barang yang diimpor.
Jadi,
menurut J.S. Mill selama terdapat perbedaan dalam rasio produksi konsumsi antara
kedua negara, maka manfaat dari perdagangan selalu dapat dilaksanakan di kedua
negara tersebut. Dan suatu negara akan memperoleh manfaat apabila jumlah jam
kerja yang dibutuhkan untuk membuat seluruh barangbarang ekspornya lebih kecil
daripada jumlah jam kerja yang dibutuhkan seandainya seluruh barang impor
diproduksi sendiri.
Mata uang asing sebagai satandar
pembayaran international
Sejak
perang dunia kedua seluruh negara eropa dan negara negara di dunia menhalami
kehancuran ekonomi. Mereka jatuh miskin bahkan tidak berdaya sekalipun untuk
membangun negaranya kembali. Di tengah kondisi seperti itu, Amerika Serikat
yang tidak ikut jatuh miskin memutuskan untuk membantu negara-negara tersebut
dalam bentuk memberikan hutang atau pinjaman. Pinjaman tersebut dalam bentuk
mata uang dolar. Dan sebagai jaminannya, negara-negara yang mau hutang harus
menyerahkan emas kepada Amerika Serikat. Dengan begitu otomatis Amerika hampir
menguasai emas seluruh dunia.
karena
telah membantu seluruh dunia, seiring perkembangan waktu Amerika harus mencetak
uang dolar dalam jumlah banyak dan mendistribusikannya menyebar ke mancanegara
Sehingga tanpa disadari ternyata Amerika sudah mencetak dolar terlalu banyak
hingga jumlahnya melebihi cadangan emas yang ada. Pada akhirnya US Dollar
dilepas pegging-nya dari nilai emas dan dibiarkan mengambang bebas. Inilah yang
di zaman sekarang disebut dengan Fiat Money dimana uang yang dicetak sama
sekali tak dijamin apapun.
Namun
perekonomian US makin meningkat, dolar pun ikut menguat. Negara-negara yang
dulu meminjam uang pun sudah bisa membangun dan memulihkan negaranya. Bahkan
sudah bisa mencetak mata uangnya sendiri-sendiri. Tapi, tetap saja mereka sudah
begitu biasa dan percaya kepada dolar. Bahkan cadangan devisa tiap negara pun
paling banyak dalam bentuk dolar. Nah saat itulah dolar sudah menjadi mata uang
internasional yang dipakai seluruh dunia.
Menjadi
mata uang internasional wajib memiliki jumlah uang yang banyak karena akan
dipakai di seluruh dunia. Kemudian pada poin berikutnya harus juga bisa menjaga
kepercayaan dunia pada uang tersebut. Dengan menimbang syarat ini, tentu
pemilik mata uang internasional haruslah negara yang kuat. Tidak hanya kuat
ekonomi tapi juga kuat secara keaman politik negaranya.
Mata
uang euro menjadi standar international
Euro
bisa saja menggantikan standar mata uang international tapi butuh proses lama,
serta memiliki politik yang stabil dan memiliki uang euro dalam jumlah banyak
karena akan dipakai oleh seluruh negara di dunia. Untuk menjadi mata uang
standar nasional tentunya dibutuhkan kepercayaan dari dunia agar dunia tidak
khawatir akan jatuhnya nilai mata uang euro.
Hal ini
bisa dicontohkan seperti misalnya mata uang dinar milik negara Irak. Meskipun
mata uang ini cukup kuat, namun keadaan negaranya tidak stabil karena dilanda
perang. Hal ini menyebabkan kalau dinar dipakai jadi mata uang internasional,
negara-negara yang mempunyai dan menyimpan dinar akan merasa was-was bila
negara tsb akan hancur. Dan setelah negara hancur otomatis negara tersebut akan
miskin dan mata uangnya akan anjlok melemah. Siapapun yang menyimpan mata uang
asing, apalagi dalam jangka panjang pasti akan memikirkan hal ini. Mereka tidak
mau rugi. Makanya dipilihlah US Dollar yang menjadi mata uang internasional
karena negara Amerika Serikat diprediksi akan stabil dalam jangka panjang.
Rupiah
sebagai mata uang standar international
Untuk
jangka pendek tentunya Rupiah belum bisa dijadikan standar mata uang
international,walaupun tidak menutup kemungkinan kelak Rupiah bisa saja menjadi
mata uang standar international, asalkan adanya peningkatan dan
kestabilan kesejahteraan dalam segi ekonomi dan politik serta didukung
oleh kemajuan negara dan SDM yang ada didalamnya.
Namun dewasa ini indonesia belum menunjukkan peningkatan ekonomi yang semakin
membaik secara signifikan malah gejolak politik masih belum stabil hingga saat
ini.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar