Kamis, 27 April 2017

perdagangan international



Penerapan teori perdagangan international

Teori perdagangan international sampai saat ini masih di terapkan, karena transaksi tidak hanya dilakukan dalam lingkup suatu negara saja, tetapi melibatkan negara negara lain untuk saling memberikan keuntungan dan memberikan manfaat antar negara, baik itu berupa kebutuhan sehari hari seperti makanan, rempah rempah, buah buahan, sayur. Pakaian, peralatan rumah tangga,  hingga kebutuhan negara seperti alat transportasi, kebutuhan militer berupa kendaraan tempur dan senjata api. Tidak hanya itu, perdagangan international pun memiliki banyak manfaat yang didapatkan oleh suatu negara seperti:

1.         peningkatan perekonomian suatu negara
2.        Membantu menjelaskan arah dan komposisi perdagangan antarnegara, serta efeknya terhadap struktur perekonomian suatu negara.
3.        Dapat menunjukkan adanya keuntungan yang timbul dari adanya perdagangan internasional (gains from trade).
4.         Dapat mengatasi permasalahan neraca pembayaran yang defisit.


Jenis jenis teori perdagangan international:

1. Pandangan Kaum Merkantilisme
Merkantilisme merupakan suatu kelompok yang mencerminkan cita-cita dan ideologi kapitalisme komersial, serta pandangan tentang politik kemakmuran suatu negara yang ditujukan untuk memperkuat posisi dan kemakmuran negara melebihi kemakmuran perseorangan. Teori Perdagangan Internasional dari Kaum Merkantilisme berkembang pesat sekitar abad ke-16 berdasar pemikiran mengembangkan ekonomi nasional dan pembangunan ekonomi, dengan mengusahakan jumlah ekspor harus melebihi jumlah impor.

Dalam sektor perdagangan luar negeri, kebijakan merkantilis berpusat pada dua ide pokok, yaitu:
a. pemupukan logam mulia, tujuannya adalah pembentukan negara nasional yang kuat dan pemupukan kemakmuran nasonal untuk mempertahankan dan mengembangkan kekuatan negara tersebut;
b. setiap politik perdagangan ditujukan untuk menunjang kelebihan ekspor di atas impor (neraca perdagangan yang aktif). Untuk memperoleh neraca perdagangan yang aktif, maka ekspor harus didorong dan impor harus dibatasi. Hal ini dikarenakan tujuan utama perdagangan luar negeri adalah memperoleh tambahan logam mulia.


2. Teori Keunggulan Mutlak (Absolut Advantage) oleh Adam Smith
Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut;

A.       Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional)
 
dalam Menghasilkan Sejenis Barang Dengan adanya pembagian kerja, suatu negara dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah dibanding negara lain, sehingga dalam mengadakan perdagangan negara tersebut memperoleh keunggulan mutlak.

B.       Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi
 
Dengan spesialisasi, suatu negara akan mengkhususkan pada produksi barang yang memiliki keuntungan. Suatu Negara akan mengimpor barang-barang yang bila diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak diperoleh bila suatu Negara mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang.
Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang produksi. Suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena dapat menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang secara mutlak lebih murah daripada negara lain. Dengan kata lain, negara tersebut memiliki keuntungan mutlak dalam produksi barang.
 
Teori perdagangan international

Indonesia lebih unggul untuk memproduksi rempah-rempah dan Jepang lebih unggul untuk produksi elektronik, sehingga negara Indonesia sebaiknya berspesialisasi untuk produk rempah-rempah dan negara Jepang berspesialisasi untuk produk elektronik. Dengan demikian, seandainya kedua negara tersebut mengadakan perdagangan atau ekspor dan impor, maka keduanya akan memperoleh keuntungan.

Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut.

A.      Untuk negara Indonesia, Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD) 1 kg rempah-rempah akan mendapatkan 1 unit elektronik, sedangkan Jepang 1 kg rempah-rempah akan mendapatkan 4 unit elektronik. Dengan demikian, jika Indonesia menukarkan rempah-rempahnya dengan elektronik Jepang akan memperoleh keuntungan sebesar 3 unit elektronik, yang diperoleh dari (4 elektronik – 1 elektronik).



B.      Untuk negara Jepang Dasar Tukar Dalam Negerinya (DTD) 1 unit elektronik akan mendapatkan 0,25 rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit elektronik akan mendapatkan 1 kg rempah-rempah. Dengan demikian, jika negara Jepang mengadakan perdagangan atau menukarkan elektroniknya dengan Indonesia akan memperoleh keuntungan sebesar 0,75 kg rempah-rempah, yang diperoleh dari ( 1 kg rempahrempah – 0,25 elektronik).

3.  Teori Permintaan Timbal Balik (Reciprocal Demand) oleh John Stuart Mill

Teori  yang dikemukakan oleh J.S. Mill sebenarnya melanjutkan Teori  Keunggulan Komparatif dari David Ricardo, yaitu mencari titik keseimbangan pertukaran antara dua barang oleh dua negara dengan perbandingan pertukarannya atau dengan menentukan Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD). Maksud Teori Timbal Balik adalah menyeimbangkan antara permintaan dengan penawarannya, karena baik permintaan dan penawaran menentukan besarnya barang yang diekspor dan barang yang diimpor.

Jadi, menurut J.S. Mill selama terdapat perbedaan dalam rasio produksi konsumsi antara kedua negara, maka manfaat dari perdagangan selalu dapat dilaksanakan di kedua negara tersebut. Dan suatu negara akan memperoleh manfaat apabila jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk membuat seluruh barangbarang ekspornya lebih kecil daripada jumlah jam kerja yang dibutuhkan seandainya seluruh barang impor diproduksi sendiri.

Mata uang asing sebagai satandar pembayaran international

Sejak perang dunia kedua seluruh negara eropa dan negara negara di dunia menhalami kehancuran ekonomi. Mereka jatuh miskin bahkan tidak berdaya sekalipun untuk membangun negaranya kembali. Di tengah kondisi seperti itu, Amerika Serikat yang tidak ikut jatuh miskin memutuskan untuk membantu negara-negara tersebut dalam bentuk memberikan hutang atau pinjaman. Pinjaman tersebut dalam bentuk mata uang dolar. Dan sebagai jaminannya, negara-negara yang mau hutang harus menyerahkan emas kepada Amerika Serikat. Dengan begitu otomatis Amerika hampir menguasai emas seluruh dunia.


karena telah membantu seluruh dunia, seiring perkembangan waktu Amerika harus mencetak uang dolar dalam jumlah banyak dan mendistribusikannya menyebar ke mancanegara Sehingga tanpa disadari ternyata Amerika sudah mencetak dolar terlalu banyak hingga jumlahnya melebihi cadangan emas yang ada. Pada akhirnya US Dollar dilepas pegging-nya dari nilai emas dan dibiarkan mengambang bebas. Inilah yang di zaman sekarang disebut dengan Fiat Money dimana uang yang dicetak sama sekali tak dijamin apapun.
Namun perekonomian US makin meningkat, dolar pun ikut menguat. Negara-negara yang dulu meminjam uang pun sudah bisa membangun dan memulihkan negaranya. Bahkan sudah bisa mencetak mata uangnya sendiri-sendiri. Tapi, tetap saja mereka sudah begitu biasa dan percaya kepada dolar. Bahkan cadangan devisa tiap negara pun paling banyak dalam bentuk dolar. Nah saat itulah dolar sudah menjadi mata uang internasional yang dipakai seluruh dunia.


Menjadi mata uang internasional wajib memiliki jumlah uang yang banyak karena akan dipakai di seluruh dunia. Kemudian pada poin berikutnya harus juga bisa menjaga kepercayaan dunia pada uang tersebut. Dengan menimbang syarat ini, tentu pemilik mata uang internasional haruslah negara yang kuat. Tidak hanya kuat ekonomi tapi juga kuat secara keaman politik negaranya.

Mata uang euro menjadi standar international

Euro bisa saja menggantikan standar mata uang international tapi butuh proses lama, serta memiliki politik yang stabil dan memiliki uang euro dalam jumlah banyak karena akan dipakai oleh seluruh negara di dunia. Untuk menjadi mata uang standar nasional tentunya dibutuhkan kepercayaan dari dunia agar dunia tidak khawatir akan jatuhnya nilai mata uang euro. 

Hal ini bisa dicontohkan seperti misalnya mata uang dinar milik negara Irak. Meskipun mata uang ini cukup kuat, namun keadaan negaranya tidak stabil karena dilanda perang. Hal ini menyebabkan kalau dinar dipakai jadi mata uang internasional, negara-negara yang mempunyai dan menyimpan dinar akan merasa was-was bila negara tsb akan hancur. Dan setelah negara hancur otomatis negara tersebut akan miskin dan mata uangnya akan anjlok melemah. Siapapun yang menyimpan mata uang asing, apalagi dalam jangka panjang pasti akan memikirkan hal ini. Mereka tidak mau rugi. Makanya dipilihlah US Dollar yang menjadi mata uang internasional karena negara Amerika Serikat diprediksi akan stabil dalam jangka panjang.

Rupiah sebagai mata uang standar international

Untuk jangka pendek tentunya Rupiah belum bisa dijadikan standar mata uang international,walaupun tidak menutup kemungkinan kelak Rupiah bisa saja menjadi mata uang standar international, asalkan adanya peningkatan dan kestabilan kesejahteraan dalam segi ekonomi dan politik serta didukung oleh kemajuan negara dan SDM yang ada didalamnya. Namun dewasa ini indonesia belum menunjukkan peningkatan ekonomi yang semakin membaik secara signifikan malah gejolak politik masih belum stabil hingga saat ini.









Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar